Hambatan, dari Runaway War hingga Bamboo for Crafts
Mahasiswa asyik dengan tenunan bambu pada Bambu Featival yang digelar di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi.
Kabupaten, Jawa Timur, Jumat (5/12/2017). (KOMPAS.COM / IRA RACHMAWATI) Iklan Saat itu, Madrawuh sendiri merupakan kerajinan tangan
barang dari kota Banyuwangi Jumlah pengrajin di desa Gintangan semakin banyak saat karyawan Madrawuh bekerja
mandiri. Alat rumah Dibuat dengan sajian bambu di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur,
Jumat (05/12/2017). (KOMPAS.COM / IRA RACHMAWATI) Identitas bambu semakin kuat dengan Festival Bambu yang digelar
selama 3 hari dari 11-13 Mei 2017. Dia berharap dengan Festival Bambu akan terlihat minat anak muda untuk melanjutkan
tradisi menenun dari Desa Gintangan. (READ: Pecel Pitik Banyuwangi, dari Selamatan Naik Kelas ke Restoran) Dari
Motif dasar ini, berdasarkan Untung, bisa dikombinasikan dan menciptakan ratusan jenis kerajinan. Mampu menyembuhkan yang terluka
tentara. Namun, kesulitan yang muncul adalah bahwa varietas penghasil bambu di Desa Gintangan mulai menurun sejak saat itu
masa kanak-kanak desa lebih suka bekerja di Bali. "Misalnya, satu kap lampu bisa bermacam-macam model dan juga anyaman anyaman, itu
hanya capaian lampu belum lagi rantang, pengiriman, tudung tudung dan barang lainnya, "katanya. Sementara Untung Hermawan (46) satu
Pengrajin bambu yang paling populer di Gintangan menyatakan ada banyak motif dasar yang dimiliki oleh desa Gintangan
Contoh liris, liris miring, pipil, pipil mix, pipih miring, druno, matapuro, truntum, truntum selebriti, matahari dan gagak.
cakar. Namun, pada tahun 1980an berkembang menjadi rak-rak jaringan kerajinan kontemporer dan beragam, seperti penutup lampu, kerudung, pengiriman ke
songkok (BACA: Saulak, Tradisi Pernikahan dan Suku Mandar Mistik di Banyuwangi) Kepala Desa Rusdianah (paling kiri) dengan
Ibu menenun bambu dalam rangka Festival Bambu 2017 di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi,
Jawa Timur, Jumat (5/12/2017). Dalam narasi sang ayah Amanto, seni membuat bambu didapat dari Giri
Kecamatan. Karena pengerjaannya rapi dan mulus, jelasnya, banyak orang menyukai anyaman anyaman bambu. "Tenun tidak
Perlu menjadi pekerjaan utama, bisa dilakukan sambil nonton televisi atau bisa juga saat merawat anak, dan memang
Sebagian besar menenun bambu ini dari ibu rumah tangga dan biasanya pria yang finishing, "pungkasnya. Kap lampu dan songkok buatan
Bambu di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (05/12/2017). (KOMPAS.COM/IRA
RACHMAWATI) Selain itu, banyak versi yang bisa diproduksi oleh pengrajin di Gintangan. "Saya memesan ke Belanda untuk membuat a
gantungan kunci sebanyak 10 ribu keping. Beberapa bulan lalu bahkan kirim ke kontainer Arab kontainer yang hampir sekitar 7
seribu keping, "jelasnya. Dia menjelaskan kerajinan bambu itu dibuat dari alat rumah tangga seperti kapal uap atau keranjang untuk menanank.
Nasi. Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur diketahui. Patih Agung tertua kemudian bertanya dua
tentara yang sehat untuk mencari air dan mereka menemukan "Banyu Panguripan" atau air biasa yang kemudian mereka tempati
gontangan Gontangan diproduksi oleh Patih Suluh Agung, seorang tentara buronan dalam Perang Puputan Bayu pada zaman kerajaan Blambangan.
sejak cikal bakal Kabupaten Banyuwangi. Dalam festival yang dimuat dalam agenda Festival Banyuwangi ini, dipamerkan
Produk kerajinan anyaman bambu dan karnaval dengan kostum yang terbuat dari bambu. "Profesi sebagai petani dan seniman menciptakan lebih banyak
anyaman bambu, bukan hanya peralatan dapur dan puncaknya di tahun 1980an, Anda memiliki hingga 50 karyawan saat itu, "jelas Amanto,
51, '' almarhum almarhum Madrawuh. Untuk bambu yang digunakan adalah jenis bambu yang diperoleh dari daerah di luar desa seperti
Sempu dan Genteng. Biasanya, stok bambu mungkin akan dikirim ke Desa Gintangan. Anak-anak tinggal di Desa Gintangan,
Kabupaten Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (05/12/2017). (KOMPAS.COM / Rachma Rachmawati) Kepala Desa Gintangan,
Rusdianah, kepada KompasTravel, Sabtu (13/05/2017) menginformasikan bahwa nama Gintangan hadir dalam kata "Gontangan" yang merupakan
alat untuk mengangkut air yang terbuat dari bambu. Perkembangan kerajinan tangan tidak lepas dari tangan Madrawuh, salah satunya
Warga Desa Gintangan yang meninggal pada 1999. Madrawuh adalah orang yang memulai kerajinan di desa Gintangan.Baca juga:
pusat plakat